Friday, May 7, 2010

Ciptaan Baru II Kor 5:17

Ciptaan Baru

(2 Korintus 5:17)

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17)

Definisi ciptaan adalah sesuatu yang semula tidak ada tapi kemudian menjadi ada. "Ciptaan" berbeda dengan "buatan". Manusia tidak bisa menciptakan. Manusia hanya bisa membuat. Manusia membuat barang jadi yang berasal dari bahan yang sudah ada. Misalnya: manusia membuat kue dari bahan- bahan tepung, gula, telor dan lain-lain. Komputer adalah buatan manusia yang berasal dari bahan-bahan silikon, besi, almunium dan lain-lain. Sebuah lagu adalah terdiri dari deretan 12 buah note dan rangkaian kata dari 26 buah abjad Latin.

Manusia tidak bisa menciptakan. Hanya Allah yang mempunyai kuasa untuk menciptakan. II Korintus 5:17 menyatakan bahwa sebagai orang percaya, ia adalah ciptaan baru. Allah sendiri yang menciptakan seseorang menjadi seorang yang baru/manusia baru. Seorang yang sudah menjadi “ciptaan baru” tidak lagi seperti yang dulu. Saat seseorang memutuskan untuk percaya kepada Yesus, bertobat dari segala dosa-dosanya, ia menjadi orang yang sama sekali baru. Hidup yang lama sudah berlalu.

Kata “ciptaan baru” hanya muncul 2 kali dalam Alkitab, dan hanya ditemukan dalam tulisan Paulus yaitu dalam II Korintus 5:17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Galatia 6: 15: “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.”

I. Apa yang dimaksud dengan ciptaan baru?

Kata ciptaan baru: (Yun) kainĂª ktisis, (Ibr) beri’a khadasa digunakan oleh orang Yahudi untuk menyebut orang-orang yang menjadi Yahudi (proselit). Jika orang-orang Yahudi mengaitkan “ciptaan baru” dengan konversi dari non Yahudi menjadi Yahudi, maka Paulus mengarahkan istilah tersebut sebagai proses konversi iman menjadi pemeluk Kristen.

Kata “baru” dalam bahasa Yunani terdapat dua kata yaitu Neos (New-Inggris) dan Kainos.

Neos artinya sesuatu yang baru, dari tidak ada menjadi ada. Neos berbicara mengenai “baru berdasarkan waktu.” Sesuatu yang sudah tua atau berasal dari masa lalu tidaklah mungkin diubah menjadi neos lagi. Misalnya sebuah mobil keluaran tahun 1960 meski dicat baru tidak dapat dikatakan sebuah mobil baru. Itu tetaplah mobil tua keluaran tahun 1960 yang dicat ulang.

Kainos artinya sesuatu yang sudah ada tetapi dijadikan baru. Kainos yang digunakan Paulus berbicara mengenai “baru berdasarkan kualitas” Artinya, perubahan atau pembaruan yang dibicarakan Paulus bukanlah dengan jalan mengganti total diri seseorang, melainkan lebih tepat diartikan membersihkan jiwa seseorang/regenerasi hingga karakternya diubahkan menjadi karakter yang baru. Dalam 2 Korintus 5:17, Paulus menggunakan kalimat dalam bentuk sekarang, bukan bentuk yang akan datang. Paulus berkata, “siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru.” Bukan “siapa yang ada di dalam Kristus, ia akan menjadi ciptaan baru.” Kata “kainos” lebih menunjuk kepada sebuah perubahan sikap, perilaku, tabiat dan bukan pada materi/tubuh.

Pernyataan Paulus ini, jelas menghantam filsafat Yunani (Gnostik), yang mengajarkan bahwa tubuh manusia adalah jahat.

II. Tabiat Ciptaan Lama

Manusia yang hidup dalam daging, yaitu manusia lama, tidak mungkin dapat berkenan kepada Allah. Pada saat seseorang belum menjadi ciptaan baru, segala keinginannya bertentangan (berseteru) dengan Allah. Dia tahu akan hal yang baik, namun dia tidak dapat mencapai standar tersebut. Dia berlatih untuk menjadi orang baik namun selalu saja gagal. Memang hidupnya bisa lebih baik dari orang lain, tapi masih jauh dari standar hidup yang Allah inginkan. Bahkan dia tidak tahan atau tidak betah untuk menjalani hidup yang benar. Mengapa demikian? Karena memang tabiatnya demikian. Tabiatnya adalah tabiat dosa. Seorang yang masih hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya. Dia akan terus hidup seperti demikian sampai dia bertemu dengan Yesus.

Roma 7:5 Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.

Roma 7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. 7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

III. Syarat Menjadi Ciptaan Baru

Syarat untuk menjadi ciptaan baru adalah “Harus ada didalam Kristus” (en Kristus). Istilah “Kristen” harus terlebih dahulu didefinisikan. Seorang “Kristen” bukanlah seorang yang mengucapkan doa, atau ke gereja, atau dibesarkan dalam keluarga Kristen. Walaupun setiap hal ini dapat menjadi bagian dari pengalaman Kristen, semua ini bukanlah yang “menjadikan” orang itu seorang Kristen. Seorang Kristen adalah seorang yang, dengan iman, telah menerima dan percaya pada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat (Yohanes 3:16; Kisah 16:31; Efesus 2:8-9).

Perhatikan kata “didalam”. Agar seseorang bisa berada didalam, maka ia harus aktif untuk bertindak agar dapat masuk kedalam. Bila ia menolak maka ia akan selalu berada diluar. Matius 11:28 adalah ajakan Yesus, “Marilah kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat”. Sebaliknya Wahyu 3:20, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”

IV. Apa Yang Terjadi Dengan Ciptaan Baru?

Ketika kita ada di dalam Kristus dan Dia di dalam kita, kita diregenerasikan, diperbaharui, dan dilahirkan kembali, dan ciptaan baru ini berpusat pada hal-hal rohani, sementara natur yang lama berpusat pada hal-hal yang duniawi. Natur baru adalah dalam persekutuan dengan Allah, taat kepada kehendak-Nya dan diabdikan untuk melayani Dia. Ini adalah hal-hal yang natur lama tidak mampu lakukan atau bahkan tidak memiliki niat.

Natur lama mati kepada hal-hal dari rohani dan tidak dapat membangkitkan diri sendiri. Natur itu “mati dalam pelanggaran dan dosa-dosa” (Efesus 2:1), dan hanya dapat dihidupkan kembali dengan dengan kebangkitan supranatural yang terjadi ketika kita datang kepada Kristus dan didiami oleh-Nya. Dia memberi kita natur yang sama sekali baru dan suci. Hidup kita yang lama, yang sebelumnya mati terhadap Allah karena dosa, dikuburkan, dan kita dibangkitkan untuk “hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).

Seorang ciptaan baru akan tampak dari perbuatannya. Matius 7:16, 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.

Inilah yang disebut buah roh, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, dan lain- lain. Semula seseorang tidak bisa hidup sabar, tapi setelah ia menerima Yesus, dia bisa untuk tidak marah terhadap kesalahan orang lain dan malah mengampuni. Dulu hidupnya penuh dengan murung dan sedih, tapi sekarang karena Kristus sudah ada di dalam hatinya, maka hidupnya penuh pengharapan, damai sejahtera dan sukacita. Ini bukan sesuatu yang dibuat-buat. Sifat-sifat baru yang semula tidak ada pada orang tersebut, sekarang muncul karena Kristus ada di dalam dirinya. Ia menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Dia mengalami sesuatu yang dia sendiri belum pernah mengalami selama hidupnya. Bahkan dia benci dengan apa yang dulu dia senangi. Tabiat lama atau perbuatan daging sudah berlalu.

V. Tanda-tanda Manusia Ciptaan Baru

Efesus 2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

Efesus 4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Kolose 3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Sunday, May 2, 2010

Sekolah penderitaan

SEKOLAH PENDERITAAN

Penderitaan adalah suatu peristiwa, suatu ketika, suatu masa, suatu kejadian yang paling tidak diharapkan dan diinginkan apalagi dialami oleh setiap orang. Tidak seorang pun di dunia ini ingin mengalami penderitaan dalam hidupnya. Penderitaan bukan hanya aib, tetapi juga trauma dalam hidup seseorang. Tidak mengherankan orang akan selalu berusaha menghindari segala penderitaan dalam hidupnya. Dengan berbagai cara orang akan berusaha supaya tidak mengalami penderitaan. Benarkah penderitaan harus dihindari ? Benarkah penderitaan adalah trauma ? Apakah penderitaan tidak punya
makna dalam hidup orang?

Satu-satunya sekolah, universitas, mata kuliah yang tidak ada dalam dunia ini adalah sekolah penderitaan, universitas penderitaan atau mata kuliah penderitaan. Semua disiplin ilmu ada dalam dunia ini mulai dari
ilmu fisika sampai ilmu fauna, dari industri sampai biologi, psikologi sampai olaraga dsb. Di University of Liverpool Inggris saja ada fakultas sepak bola yang khusus mengajarkan seluk beluk bisnis sepak bola. Di Israel ada Universitas yang khusus mengajarkan fakultas sirkulasi air menjadi air kembali dalam pasir. Jadi hampir tidak ada satupun bidang ilmu di dunia ini yang tidak diajarkan di Universitas. Satu-satunya yang belum pernah saya temukan adalah mata kuliah penderitaan atau universitas penderitaan. (please tell me if you know ).

Sekolah penderitaan, bagaimana mengatasi penderitaan,bagaimana menahan rasa sakit yang diakibatkan oleh penderitaan, bagaimana menyembuhkan luka akibat penderitaan, bagaimana menghibur orang yang menderita, hanya bisa dipelajari dan dilakukan oleh orang yang pernah mengalami dan melalui penderitaan. Hanya orang yang bersedia menerima penderitaan saja yang memiliki pengetahuan tentang seluk beluk penderitaan. Mereka bisa menghibur orang yang sedang mengalami penderitaan, mereka bisa menjelaskan apa itu rasa sakit akibat penderitaan, mereka bisa memberikan solusi dan kesaksian mereka bagaimana berjalan bersama penderitaan, merasakan penderitaan itu dan
melewatinya.

Saya berasal dari latar belakang Kristiani dan saya akan mengutip beberapa contoh dalam Kitab Suci orang Kristen tentang orang-orang yang bersedia menerima penderitaan dalam hidupnya dan hal itu menjadikan mereka orang-orang yang kuat (taft dan strong). Musa harus menderita 40 tahun lamanya menjadi gembala binatang, sebelum menjadi pemimpin tertinggi bangsa Israel; Yusuf harus mengabdi 13 tahun lamanya di penjara Mesir sebelum menjadi orang nomor 2 di Mesir di bawah Firaun, dan Nomor 1 dalam urusan logistik bangsa Mesir; Yesus Kristus harus menjalani masa 3 ½ tahun didunia ini dibawah teror orang Yahudi dan akhirnya mati digantung supaya ia dimuliakan oleh Bapa di surga. Hasilnya adalah setengah dari penduduk yang ada di bumi ini percaya bahwa Ia bangkit dari kematian, 2/3 dari penduduk di bumi ini pernah mendengar namanya.

Seekor ulat kepompong harus berjuang keras untuk keluar dari serabut yang membungkus seluruh tubuhya sebelum dapat menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Dia harus melewati sebuah proses dimana kulitnya harus terkelupas karena gesekan-gesekan dan menjadi lecet. Tapi sesudah proses itu, seekor ulat
yang tadinya kelihatan menyeramkan dengan warna dan bentuk yang tubuh yang menakutkan, menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Bagaimana jika ulat itu memilih untuk tetap diam dan tidak mau melewati proses tadi. Kita semua tahu jawabannya, ia tidak akan pernah menjadi kupu-kupu yang manis bahkan akhirnya dia akan mati secara tragis karena kehabisan makanan dan menjadi kering.

Marilah kita belajar menerima semua penderitaan dalam hidup
kita sebagai sekolah untuk menjadikan kita pribadi yang taft, strong, tahan
uji. Bukan orang yang cengeng, self pity, weak dsb. (Koq bahasanya campur aduk
begitu ? – biar keren dikit ada bahasa Inggrisnya :-) Selamat belajar dan menjalani sekolah penderitaan. God Bless You.

Karakter atau personality

KARAKTER ATAU PERSONALITY

Ketika kita berbicara mengenai karakter dan personality kadang kita tidak bisa membedakan apa sesungguhnya karakter dan personality itu. Sepintas kedua kata ini mempunyai persamaan dan
tidak memiliki perbedaan arti. Namun apabila kita menelaah lebih dalam, kedua kata ini, sesungguhnya kedua kata ini sangat bertentangan satu sama lain. Orang sering berkata, karakter adalah personality dan personality adalah karakter.

Kamus Webster mendefinisikan karakter sbb : main or essential nature, moral excellence and firmness : a person marked by notable or conspicuous traits character>of sound character>

Jadi karakter adalah sifat / esensi utama dari manusia dengan moral yang baik. Seorang rohaniwan dari Amerika berkata bahwa karakter itu adalah, “Ketika kita seorang diri”. Artinya ketika tidak ada orang lain disekitar kita itulah karakter kita yang sesungguhnya. Ketika tidak ada seorang yang melihat dan mengenal kita, maka kita bebas melakukan korupsi, perzinahan, mencuri, menyontek, berkelahi,
berbohong, memaki dan mengumpat dsb. Karena tidak ada yang perlu kita takutkan, tokh orang lain tidak ada yang tahu. Jadi benarlah definisi dari kamus webster bahwa karakter itu adalah berhubungan dengan “main nature dan moral excellence”. Ketika kita seorang diri, masih sangupkah kita mempertahankan nilai-nilai, moral, etika dan kepercayaan yang kita anut? Ketika kita seorang diri masihkah kita setia dengan janji dan komitmen kita? Ketika ketika sendiri masih mampukah kita untuk menahan diri dari perbuatan-perbuatan tercela? Ketika kita seorang diri masihkah kita mau memperlihatkan kebaikan kita?


Sekarang mari kita lihat apa itu personality. Kamus webster mendefiniskan personality sbb: Persona
1: a character assumed by an author in a written work2 aplural personas [New Latin, from Latin] : an individual’s social facade or front that especially in the analytic psychology of C. G. Jung reflects the role in life the individual is playing — compare
anima b: the personality that a person (as an actor or
politician) projects in public :
image3plural personae : a character in a fictional presentation (as a novel or play) —usually used in plural personae>. Jadi personality adalah apa yang kita
tampilkan di depan orang. Saya akan tambahkan sedikit kata personality berasal dari bahasa Yunani persona yang artinya topeng. Setiap orang pasti memiliki kelemahan karena itu ia akan berusaha sekuat mungkin menutupi kelemahannya. Caranya adalah dengan mengunakan topeng, agar orang laen tidak melihat kelemahannya. Ada orang yang memiliki krisis kepercayaan diri sendiri, dan ia akan berusaha menutupi krisis ini dengan menggunakan personality / topeng yang semuanya semu dan palsu.


Secara tidak disadari personality membuat orang lupa akan hakekat dirinya yang sebenarnya. Orang berusaha menampilkan dirinya dalam rupa yang sempurna dimata orang, padahal substansi nya tidaklah
demikian. Mengapa harus hidup dalam kepura-puraan? Tidak mengherankan para pelaku bisnis menjadikan ini sebagai salah satu strategi untuk menjaring konsumen. Personality adalah gaya
hidup dan wajah yang kita tunjukan ke semua orang. Kartu kredit luar dan dalam negeri, hp keluaran terbaru dan termahal, mobil bagus, pakaian bermerk, tas buatan Italy, sepatu dan kacamata buatan Amerika. Apa seh yang ingin dicapai? SEBUAH PENGAKUAN?


Hal inilah yang membuat orang lebih menyukai pemenuhan personality daripada membangun karakter. Padahal karakter menunjukkan siapa diri kita sebenarnya dan bagaimana kita hidup. Bangunlah karakter anda dan bukan mencari pemenuhan personality. Berbagilah hidup dengan orang lain dengan kebaikan, kesetiaan dan
kerendahan hati.